BOGOR – RADAR BOGOR, Masyarakat harus berhati-hati selama musim hujan. Bukan hanya mewaspadai bencana, namun kehadiran hewan-hewan liar seperti ular juga bisa menjadi ancaman berbahaya.
Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Bogor tercatat telah beberapa kali melakukan upaya evakuasi satwa liar yang membahayakan manusia.
Bahkan, sebanyak enam ular hasil evakuasi dari pemukiman warga masih ada di kantor Damkar. Ular-ular itu tak bisa dilepaskan kembali karena dikhawatirkan bakal berbahaya.
Kabid Damkar Dinas Satpol PP Kota Bogor, Mohaden mengakui, panggilan untuk evakuasi ular sudah hal yang lazim bagi timnya. Tercatat, sebanyak 17 kejadian penyelamatan satwa liar jenis ular itu dilakukan sepanjang tahun 2020.
Jumlah itu tak merangkum semua evakuasi. Lantaran ada juga ular yang dievakuasi sendiri oleh warga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga bisa turun tangan untuk mengevakuasi satwa liar itu.
“Musim hujan memang menjadi waktu bagi ular untuk berkembang biak. Biasanya, mereka cari tempat hangat untuk berkembang biak, di pemukiman warga,” papar Mohaden, yang ditemui di kantornya, Senin (30/11/2020).
Lelaki yang akrab disapa Ade ini menambahkan, binatang berdarah dingin itu biasanya tinggal di kebun dan kawasan yang dekat dengan sumber air.
Ia mencontohkan semisal sungai, sawah, selokan, gorong-gorong, dan saluran lainnya. Oleh karena itu, ia juga mengimbau agar masyarakat tetap selalu menjaga kebersihan rumahnya. Mulai dari merawat pekarangan rumah, merapikan gudang, hingga membersihkan saluran air.
Selain itu, ia menyarankan agar kamar mandi menggunakan kamper pada saluran pembuangannya. Itu lantaran ular juga bisa menyambangi rumah warga melalui saluran pembuangan kamar mandi. Pihaknya tak jarang menjumpai kejadian semacam itu.
“Selain dekat air, ular yang tinggal dekat pemukiman biasanya memangsa hewan ternak milik warga seperti ayam. Sebab, ular memilih mangsa yang mudah didapatkan seperti dari kandang daripada harus berburu,” beber Ade.
Damkar biasanya akan mengerahkan tim khusus untuk menangani kasus seperti itu. Biasanya, lima atau enam personel. Tentu dibekali dengan peralatan safety seperti tongkat pengait, sarung tangan, dan karung. Setelah dievakuasi, ular akan diamankan di markas Damkar Kota Bogor.
“Khusus bagi hewan yang terluka, kami akan mobati terlebih dahulu sebelum dilepaskan kembali ke habitat aslinya. Kadang juga diadopsi oleh para komunitas pecinta satwa. Bahkan, untuk beberapa kasus, pelapor memutuskan untuk merawatnya sendiri. Kita perbolehkan, dengan syarat harus bertanggung jawab dalam perawatannya,” pungkasnya. (mg02)