25 radar bogor

Ramadhan Kali Ini Akan Berbeda

Rizki Riyanto

Muslim mana yang tidak senang menyambut Ramadhan. Ramadhan adalah bulan yang mulia, bulan penuh keberkahan. Bulan Ramadhan bulan yang selalu di tunggu oleh setiap muslim dimanapun berada. Bahkan beberapa bulan sebelum Ramadhan, doa-doa selalu dipanjatkan. “Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban. serta berkahilah kami dalam bulan Ramadhan.” Itulah salah satu doa yang dipanjatkan dalam menyambut Ramadhan.

Beberapa hari kedepan Ramadhan pun akan tiba. Ada yang berbeda dengan Ramadhan tahun ini. Kali ini Ramadhan akan dilalui ditengah pandemik Covid-19. Di media sosial ramai sekali di perbincangkan bahwa ramdhan kali ini berbeda. Tidak ada makan bersama (cucurak) sebelum ramadhan, tidak akan ada buka puasa bersama, tidak akan ada Saur On The Road, Tidak akan ada pasar malam bahkan tarwih berjaamahpun mungkin ditiadakan.

Ramadhan kali ini bertepatan dengan berlakunya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dalam PSBB dijelaskan bahwa ada pembatasan dalam hal beribadah. Pelaksanaan ibadah dilaksankan di rumah masing-masing. Tempat Ibadah harus di tutup untuk umum.

Imbauan Pemerintah tentang PSBB ini harus dilaksankan dalam rangka ikhtiar kita di tengah pandemik Covid-19 ini. pelaksanaan PSBB ini juga akan menjadikan Ramadhan kali ini berbeda dengan Ramadhan sebelumnya namun tidak untuk membatasi kegiatan ibadah kita selama Ramadhan.

Selain tidak bolehnya keramaian dan aturan berbagai aturan dalam pelaksaan PSBB, kita harus menemukan perbedaan yang lain dalam Ramdhan kali ini. Perbedaan yang bisa mengarahkan kepada pribadi lebih baik.

Di tengah pandemik covid-19, seluruh kehidupan selalu dihantui rasa ketakutan. Mau ke pasar takut Covid-19, mau ke kantor takut covid-19 sampai mau ibadahpun takut coviud-19. Jadikanlah rasa ketakutan itu sebagai cara untuk kita lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Maka dari itu, Ramdahan kali ini berbeda karena Ramdahan kali ini kita akan lebih dekat dengan Sang Pencipta dibandingkan Ramdahan Sebelumnya. Dalam Menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ini yang mengharuskan kita diam di rumah banyak hal yang bisa kita maksimalkan dalam beribadah Selain wajibnya berpuasa.

Tarawih Lebih Berkualitas

Di tengah pandemik covid-19 ini rasa takut kematian selalu akan mengintai dimanapun kita berada. Momentum Ramdahan ini harus dijadikan sebagai momen untuk kita beribadah lebih khusyuk. Beribadah lebih ikhlas dan karena Allah SWT.
Bila sebelumnya kita hanya mejalankan tarawih sebagai ritual rutin ramadhan, maka sekarang kita harus benar-benar mengkhayati setiap rakaat dalam salat kita. Ingatlah kematian, maka dengan sendirinya kita akan lebih khusyuk menjalakan tarawih.

Kita tidak tahu Covid-19 ada dimana yang kita tahu korban yang disebabkan covid-19 ini selalu bertambah. Hal ini menjadikan ancaman buat kita semua. Mintalah perlindungan kepada Sang Khalik.

Lakukanlah Tarawih di Ramdahan kali ini dengan lebih berkualitas, lebih Khusyuk, dan lebih Ikhlas karena Allah SWT. Ingat juga jangan sampai bolong tarawihnya di Ramdahan kali ini. Belum tentu tahun depan bisa ketemu lagi Ramdahan.

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk” (Al-Baqarah ayat 45).

Dari ayat ini kita yakini bahwa salat yang khusyuk bisa menjadikan penolong bagi kita termasuk penolong kita dari wabah covid-19. Jadi mari kita niatkan di ramdhan kali ini dan mulai sekarang kita niatkan untuk salat dengan khusyuk.

Khatam Qur’an dan Maknanya

Di setiap Ramadhan setiap muslim selalu mengkhatamkan Al-quran. Minimalnya dalam satu bulan itu satu kali Khatam. Di masjid, kantor, angkutan umum dan tempat lainnya kita sering melihat dan mendengar orang membaca Al-Qur’an. Pokonya ketika Ramdahan setiap ada waktu senggang baca Al-Quran. Inilah kebiasan Ramdhan kemarin-kemarin.

Ramdhan kali ini harus berbeda. Ramadhan berada di tengah pandemik Covid-19. Kita juga sedang berada pada zona Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kita dihimbau untuk di rumah aja. Ramdahan di Rumah aja. Sangat tepatlah untuk kita lebih mentadaburi Al-Quran. Kebiasan lama untuk selalau khatam Al-Quran mari ditingkatkan pada ramdhan kali ini.

Biasanya kita bekerja dan berada diluar rumah sekitar 8-12 jam sehari. Momentum diam di rumah aja dan bekerja dari rumah akan membuat banyak waktu kita untuk membaca Al-Quran secara tenang. Tentu berbeda ketika membaca di rumah dengan membaca di kereta atau tempat lain.

Di rumah kita akan merasa lebih nyaman, dan bisa lebih meresapi setiap ayat yang dibaca. Ramadhan sekarang tidak hanya khatam Al-quran. Mari kita niatkan untuk Khatam Al-quran sekaligus artinya. Tidak hanya membaca artinya tapi memaknai setiap kandungan ayat yang ada di Al-Quran. Banyak media yang bisa digunakan untuk lebih memaknai Al-Quran.

Al-quran terjemahan dan tasfir Al-quran yang selalu ada di rak buku, saatnya kita buka dan baca. Bisa juga melalui bantuan internet untuk menemukan makna dari Ayat yang dibaca.

Setelah selesai membaca dan paham maknanya jangan berdiam diri. Langsung amalkan apa yang kita dapat dari membaca Al-quran. Amalkan hari itu juga, jangan tunda nanti.

Ingat anacaman Covid-19 juga tidak tahu kapan akan menyerang, jadi teruslah mendekatkan diri pada Allah SWT. Dengan mengamalkan segala perintahnya dan menjauhi segala Larangannya.

Terkahir jangan lupa juga karena waktu dirumah aja lebih banyak. Hafalkan juga Al-Qurannya. Targetlah misalnya, Ramdahan kali ini harus hafal minimal satu Juz.

 

Bersedekah Lebih Banyak

 

“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya. Beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok.” Ungkapan ini merupakan hadis walaupun lemah bahkan ada yang menyebutnya palsu. Namun maknanya baik untuk diresapi terlebih kita ini emang biasanya hanya ingat Allah kalau sedang kesusahan.

Selama ini kita bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup, baik pribadi maupun keluarga. Uang ditabung, aset dimana-mana hanya untuk mencukupi kebutuhan di masa yang akan datang. Ingat! Sekarang sedang pandemik Covid-19, masih yakin masa yang akan datang masih ada di dunia.

Sudah menjadi kebiasaan bila Ramadhan tiba masyarakat akan banyak bersedekah. Kita akan melihat dimana-mana ada santunan anak yatim, sanutunan janda, santunan duafa dan banyak lagi santunan yang lainnya. Perusahaan mengeluarkan dana sosialnya, dan orang-orang yang bekelebihan memeberikan sebagian rezekinya minimalnya untuk saudaranya.

Ramadhan kali ini harus berbeda. Kita ketahui bersama bahwa pandemik covid-19 meluluhlantahkan dunia perekonomian. Orang yang awalnya cukup karena pandemik ini bisa jadi miskin atau rawan miskin.

Diprediksi jutaan orang menjadi rawan miskin akibat covid-19. Inilah ladang sedekah kita. Jangan tangung-tangung, jadikan berkali lipat dari ramdahan tahun yang lalu. Kalau bisa seperti Sabahat Rasul Abu Bakar RA. Itu lebih baik.

Abu Bakar pernah mensedekahkan seluruh hartanya di jalan Allah dan hanya menyisakan Allah dan Rasulnya untuk keluarga.
“Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah.” (HR. Imam Baihaqi).

Covid-19 hari ini sudah menjadi bencana, hadist diatas menjelaskan bahwa bencana tidak akan pernah mendahuli sedekah. Bersegeralah kita bersedakah dengan apa yang kita miliki hari ini.

Yakinlah setiap harta yang di belanjakan di jalaan Allah akan diganti dengan berlipat ganti. Terlebih nanti dibulan Ramdahan kita niatkan untuk lebih banyak bersedekah dibandingkan tahun lalu. Bila tahun lalu 1 juta sekarang niatkan jadi 10 juta atau bila tidak bisa dengan uang atau harta masih banyak cara lain untuk bersedekah dan beramal. Niat baik pasti selalu ada jalannya.

Berdasarkan hadist yang di riwayatkan oleh Imam Baihaqi, bencana tidak akan mendahului sedekah. Mudahan-mudahan dengan bersedakah pandemik covid-19 ini akan segera berakhir, akan musnah di Indonesia dan di Dunia.

Mari kita mulai gerakan bersedekah terlebih sedekah kita hari ini bisa kita berikan untuk menanggulangi dampak dari Covid-19. Bila semua orang bersedakah maka semua orang tidak akan terkena bencana termasuk tidak akan terkena Covid-19. Wallahu A’lam Bishawab

Rizki Riyanto
* Ketua Yayasan Maju Anak Nusantara
* Sekretaris Koperasi Galang Visi Nusantara