25 radar bogor

Marak Hoaks Soal Corona, Dirut RSUD Kota Bogor: Setop Cari Sensasi!

Virus-Corona
Ilustrasi virus corona
Virus-Corona
Ilustrasi virus corona

BOGOR–RADAR BOGOR,Masyarakat se­baik­nya tak menimbulkan ke­pa­nikan di tengah pe­na­nga­nan virus corona. Kabar-kabar miring yang tak jelas muasalnya setop di­sebarkan.

Itu lantaran masyarakat kadang kala tergoda untuk menyebarkan gambar-gambar viral via media sosial. Beberapa waktu lalu, masyarakat Kota Bogor dibuat panik dengan foto yang tersebar melalui grup-grup WhatsApp.

Khawatir Corona, Sejumlah Hotel di Bogor Stop Tamu WNA

Foto itu menunjukkan seorang pasien yang sedang ditandu tenaga medis menuju ambulans. Para petugas mengenakan pakaian alat perlindungan diri (APD), sebagaimana pencegahan terhadap wabah Covid-19.

Ternyata, foto itu merupakan bagian dari adegan simulasi yang dilaksanakan manajemen RSUD Kota Bogor, Kamis (5/3) lalu. Simulasi itu memang melibatkan seorang aktor yang berpura-pura sebagai pasien yang diduga suspect Covid-19. Sementara simulasi berjalan, masyarakat dan keluarga pasien RSUD Kota Bogor juga menonton simulasi itu dari ruang tunggu di seberang Instalasi Gawat Darurat (IGD).

Direktur Utama RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir, segera menepis kabar yang menyesatkan itu. Foto itu jelas-jelas menunjukkan kerumunan orang yang mengambil gambar, termasuk beberapa awak media yang terlibat.

Ia sampai dibuat tak habis pikir dengan oknum yang berusaha me­nye­barkan simulasi itu seolah-olah kejadian sebenarnya.

”Sampai saat ini, belum ada suspect yang dirawat. Tetapi kita selalu siapkan ruang isolasi. Nah, yang kemarin adalah simulasi (penanganan pasien yang terduga suspect Covid-19),” tegasnya saat dikonfirmasi Radar Bogor.

Ilham mengimbau, agar mas­yarakat tak perlu panik atau over-reacted. Tidak perlu menyebarkan kabar yang belum tentu ke­benarannya. Terlebih, mo­men­tum seperti ini kesempatan bagi pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk memperkeruh suasana.

”Kita juga tidak mau bilang aman. Tetapi kita waspada saja karena mencegah atau meng­­antisipasi itu jauh lebih penting,” terangnya.

Gara-gara Corona Okupansi Hotel Turun, Pariwisata Bogor Waswas

Sementara itu, Psikolog Retno Lelyani mengakui, persoalan hoaks menjadi sesuatu yang cukup sulit diredam di zaman teknologi. Banyak alasan yang membuat seseorang m­e­nye­bar­kan hoaks.

Padahal, tanpa sadar bisa menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat. Meskipun mereka tak tahu bahwa hal tersebut adalah kabar miring, mereka tetap berupaya me­nye­bar­kannya karena dinilai sebagai informasi menarik. Hanya dilandasi perasaan tidak tahu.

”Orang yang tidak tahu hoaks terus dia cek bahwa itu hoaks, kemudian tetap sebarkan. Nah, ini mungkin orang yang punya kategori ’sakit’. Dia senang jika orang memakan informasi yang salah. Dia tidak peduli bahkan bahagia jika orang lain mem­per­cayainya,” terang Retno.

Untuk itu, perlu kehati-hatian agar masyarakat tak termakan hoaks terkait wabah yang telah menyerbu penjuru dunia ini.(mam/c)