25 radar bogor

Jangan Fogging Sembarangan, Warga Bogor Diajak Cegah DBD

IST CEGAH DBD: Petugas fogging menyemprot parit yang ada di Desa Tajurhalang, Kecamatan Tajurhalang.
ilustrasi fogging
ilustrasi fogging

BOGOR–RADAR BOGOR,Musim hujan menjadi waktu paling baik bagi nyamuk bersarang dan berkembang biak. Masyarakat perlu mawas diri dengan pencegahan demam berdarah dengue (DBD). Pengasapan atau fogging bukan cara terbaik untuk menghindari potensinya.

Jumlah kasus DBD di Kota Bogor menurun cukup drastis. Selama dua bulan, tercatat hanya 67 kasus yang dibukukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor. Sementara tahun lalu, pada Januari, kasus DBD mencuat di atas angka 100 kejadian.

Kasi Pencegahan dan Pe­ngen­dalian Penyakit Menular Surveilance (P3MS), Johan Musali menerangkan, jumlah itu dianggap mengalami pe­nurunan secara drastis karena kesadaran masyarakat yang mulai meningkat. Sosialisasi lewat puskesmas maupun media sosial berhasil dengan baik.

Kabid Pencegahan dan Pe­ngen­dalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bogor, dr. Oky Kurniawan pun membenarkan, angka penyakit DBD berupaya terus ditekan. Itu melalui tindakan preventif yang lebih mujarab dibanding fogging. Justru, kata Oky, fogging tidak boleh sem­ba­rangan dilakukan hanya karena alasan meng­hindari penyebaran nyamuk.

“Pencegahan dengan pem­be­rantasan sarang nyamuk (PSN) itu lebih efektif. Caranya ya lewat 3M plus. Menguras tempat penampungan air. Menutupnya rapat-rapat. Me­ngu­bur barang-barang bekas yang berpotensi jadi sarang nyamuk. Plusnya, ngasih bubuk abate,” terangnya yang di­dam­pingi Johan di ruangannya, Jumat (28/2).

Oky menegaskan, fogging sama sekali tidak menjadi solusi utama terhadap pencegahan penyakit DBD. Solusi utama justru melalui PSN tersebut. Pengasapan tanpa fokus dari pihak dinkes justru bisa berujung pada penyakit lainnya, seperti keracunan. Pasalnya, fogging pun tidak selalu bisa membunuh nyamuk jika di­lakukan secara sem­barangan.

“Makanya dinkes membatasi fogging. Kalau ada kasus DBD, harus ada penyelidikan epi­demiologi ke lokasi ber­sang­kutan. Sebelumnya perlu SK dari rumah sakit juga. Kalau nanti diputuskan me­mang ada perkembangbiakan atau sarang nyamuk, baru kita turunkan tim, apakah dari dinkes atau melalui pus­kesmas,” terangnya lagi.

Untuk itu, pihaknya meminta mas­yarakat untuk tidak me­lakukan fogging. Pihaknya bakal me­ner­tibkan warga jika ke­da­patan fogging secara se­ram­pangan. Terlebih, musim hujan begini biasanya ada warga yang melakukan fogging sendiri. Bukannya menghindari DBD, masyarakat justru mengundang timbulnya penyakit yang lain.

Sementara itu, Direktur Utama RSUD Kota Bogor, Ilham Chaidir pun mewanti-wanti terkait kemungkinan penyebaran penyakit demam berdarah di musim hujan.

Pihaknya juga telah bersiaga dengan mem­persiapkan ruangan di rumah sakit, jika sewaktu-waktu terjadi outbreak demam berdarah. Beruntung, kejadian yang melanda para pasien di Kota Bogor masih dalam taraf nor­matif. Belum ada lonjakan yang me­ngacu pada kejadian outbreak.

“Kita sama sekali tidak meng­­­harapkan itu terjadi ya. Namun, kita antisipasi saja biar bisa cepat tanggap. Saya juga sudah melakukan rapat koor­dinasi dengan semua jajaran untuk mengantisipasi ke­mungkinan itu,” pungkas Ilham.(mam/c)