BOGOR – RADAR BOGOR, Bencana alam yang melanda wilayah Barat Kabupaten Bogor Rabu (1/1/2020) lalu, tak hanya memporakporandakan rumah warga dan fasilitas umum.
Bencana juga merusak bangunan sekolah. Akibatnya, 8.401 siswa di hari pertama sekolah, Senin (6/1/2020) terpaksa belajar di dalam tenda.
Seperti yang dialami 201 siswa SDN Cirimekar 2 Cibinong. Hujan deras pada awal tahun itu, menyebabkan tiga ruang kelas (kelas IV, V, dan VI), satu ruang guru, dan ruang komputer ambruk. Akibatnya siswa kelas satu sampai enam untuk sementara harus belajar di tenda darurat.
Meski begitu, tak ada gurat sedih dan kecewa dari para siswa. Mereka tetap belajar seperti biasanya. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim berkesempatan melihat aktivitas para siswa itu, kemarin.
Dia ikut prihatin dan meminta anak-anak untuk bersabar menghadapi musibah yang menimpa sekolahnya.
”Untuk sementara ini di tenda ya. Nanti akan kami berikan bantuan untuk segera direhabilitasi. Supaya adik-adik bisa sekolah kembali di dalam ruangan,” ucapnya menenangkan para siswa.
Kemendikbud akan memberi bantuan berupa 100 paket sekolah kepada pihak sekolah. Isinya, antara lain, school kit yang berisi seragam sekolah, pramuka, alat tulis, dan tas. Ada juga 600 eksemplar modul belajar mandiri, 150 eksemplar materi esensial, serta satu unit tenda kelas darurat.
”Buku-buku tersebut sebagai bahan belajar adik-adik semua supaya tidak ketinggalan pelajaran,” tutur mantan bos Gojek itu.
Sementara itu, Kepala SDN Cirimekar 2 Siti Choeriah menuturkan, hari pertama masuk sekolah, 201 siswanya harus belajar di dalam tenda dengan sistem pembelajaran kelas rangkap. Menggabungkan pembelajaran siswa kelas I, II, dan III pada sesi pagi.
Kemudian, siswa kelas IV, V, VI pada sesi berikutnya sampai pukul 11.00. Kemarin, kegiatan belajar mengajar belum sepenuhnya berjalan. ”Have fun saja. Situasi juga belum kondusif,” terangnya.
Rencananya, selama proses pembangunan kembali, siswa SDN Cirimekar 2 akan numpang belajar di SDN Cirimekar 1. Saat ini seluruh guru dan staf sedang mengurus untuk pemdindahan tersebut.
Siti menyatakan, paling tidak butuh waktu dua sampai tiga hari. Paling cepat Kamis (9/1/2020) sudah menempati ruang kelas SDN Cirimekar 1.
Di sana, lanjut Siti, seluruh siswanya akan melakoni kelas siang. Jam pertama pelajaran dimulai pukul 12.00 dan berakhir pukul 16.00.
”Komunikasi (dengan Kepala Sekolah SDN Cirimekar 1) sudah lewat Whatsapp grup. Sudah dilaporkan kelanjutannya,” terangnya. Siti menaksir kerugian akibat robohnya gedung sekolahnya mencapai Rp 882 juta.
Siti tidak menampik jika sekolahnya berdiri di tanah yang labil. Lokasi sekolah yang berada di pinggir Kali Baru membuat rawan longsor. Sebab, tepian sungai tersebut tidak dibangun tembok penahan tanah.
”Toilet belakang itu tanahnya sudah retak. Sudah tidak bisa digunakan lagi sekarang,” ucapnya sambil menunjukkan retakan itu.
Maulana Hafizd, guru kelas VI, menerangkan, bangunan sekolah tersebut rampung dibangun tahun 2012. Namun, kualitas bangunan yang diharapkan mampu bertahan hingga 20 tahun nyatanya tidak seperti yang diharapkan. Tidak ada tanda-tanda roboh sebenarnya.
Meski demikian, dia mengaku sudah ada beberapa bagian plafon yang mengelupas. Rangka baja ringan yang menopang atap bangunan seharusnya tidak ditindih oleh genteng yang terbuat dari tanah liat. Seharusnya menggunakan atap galvalum.
”Genteng tanah liat lebih berat. Ya (bangunannya) tidak sesuai standar,” ujar Maulana.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Entis Sutisna menyatakan, sebenarnya usulan rehabilitasi total SDN Cirimekar 2 sudah masuk list 2020 untuk digarap. Nantinya, pembangunan kembali bangunan sekolah itu akan dibuat dua lantai.
”Harapannya bulan Maret sudah mulai dengan total anggaran Rp 1,38 miliar murni APBD,” kata Entis.
Untuk diketahui, selain SDN Cirimekar 02 Cibinong, ada 33 sekolah di Kabupaten Bogor yang terdampak bencana. Antara lain, SDN Bedahan 02 , SDN Cileuksa 02, SDN Cileuksa 05, SDN Tajur 02, SDN Gorowong 05, dan SMPN 2 Citereup (lengkap lihat grafis).
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, mayoritas sekolah ini, tak bisa digunakan karena difungsikan sebagai tempat pengungsian dan akses jalan yang terputus akibat longsor. Adapun siswa yang terdampak bencana mencapai 8.401 jiwa.
Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, Atis Tardiana menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Bogor memberikan dispensasi kepada siswa yang menjadi korban bencana.
Tentunya sambil menunggu pemulihan dari luka yang mereka terima. “Bagi siswa yang terdampak sementara diliburkan sampai penanganan bencana selesai,” kata Atis. (dka/jpg/c)