BOGOR – RADAR BOGOR, Sekitar 800 liang kubur bakal pasien covid yang meninggal dunia masih tersisa di Kota Bogor. Dari 1000 lubang yang ada, hanya baru sekitar 20 persen liang kubur yang terisi.
Dari data Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pemakaman Kota Bogor terinci, ada 250 lubang makam yang terdapat di Kayumanis, 500 di Situ Gede, dan 250 di Gunung Gadung.
“Yang dimakamkan menggunakan protokol Covid-19 sekitar 190 jenazah. Tapi, negatif atau positifnya (covid) bukan kewenangan saya,” ungkap Kepala UPTD Pemakaman Kota Bogor, Toto Gunarto, Minggu (13/12/2020).
Toto juga mengaku, pemakaman Covid-19 di Kota Bogor juga menerima kiriman jenazah dari luar Kota Bogor. Sehingga dari 190 jenazah itu, 20 di antaranya berasal dari rumah sakit di luar Kota Bogor. “Kiriman dari rumah sakit luar Kota Bogor 20 jenazah,” tegas Toto.
Di luar itu, dalam penanganan pemakaman Covid-19, ada 40 orang petugas yang menangani langsung prosesi pemakaman dengan protokol Covid-19. Mereka semua bertugas di empat pemakaman tersebut.
Sebelum diberitakan radarbogor.id, ketersediaan lahan makam bakal pasien Covid-19 yang meninggal dunia masih dianggap aman Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
Dikatakan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, lahan makam untuk pasien covid dianggap aman karena angka kematian akibat korona di Kota Bogor tak sedramatis daerah lain.
“Jadi artinya kalau ketersediaan makam di Bogor kan sudah kita pastikan ada dua. Satu Kayumanis, satu lagi di Situgede,” kata Dedie.
Di sisi lain, kata Dedie, tak menutup kemungkinan jika siapapun pasien covid yang meninggal dunia bisa dimakamkan di pemakaman umum di wilayahnya sendiri.
Asalkan, selama itu warga Kota Bogor dan prosedur pemakaman sesuai dengan protokol covid. Bahkan bisa saja, warga di luar Kota Bogor ikut dimakamkan di wilayah Kota Bogor.
“Gak ada masalah. Selama harus memenuhi syaratnya; seperti surat keterangan. Tapi atas nama kemanusiaan, tidak menutup kemungkinan warga di luar Kota Bogor memanfaatkan pemakaman yang ada di Kota Bogor,” terangnya.
Saat Ramadan dan Idul Fitri sekitar bulan Juni yang lalu, Dedie mengaku Pemkot sudah menyediakan 50 liang lahat tambahan untuk mengantisipasi lonjakan angka kematian akibat covid.
Namun yang paling penting, kata dia, saat ini Pemkot Bogor terus mendorong masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan penularan covid. Semua harus diarahkan ke sisi promotif dan pencegahan.
Kedua hal itu terus digalakkan dengan cara protokol kesehatan yang terus diterapkan.
Di sisi lain, hasil breakdown penambahan jumlah kasus positif hingga saat ini, klaster keluarga yang masih menjadi potensi terbesar penularan Covid-19.
“Artinya jangan – jangan di rumah pun harus pakai masker. Ini temuan baru yang mungkin bisa juga akhirnya mengurangi tingkat resiko. Jadi bukan hanya penerapan protokol diluar rumah, tetapi juga di dalam rumah pada saat ini menjadi satu keharusan,” tegasnya. (dka)