Sekolah Tatap Muka Dibuka Januari 2021 Disebut ‘Tidak Realistis’

Ilustrasi. Foto: Antara

JAKARTA-RADAR BOGOR, Epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, menilai kebijakan pemerintah yang membuka sekolah pada Januari tahun depan tidak realistis.

Dasarnya karena positivity rate atau tingkat penularan virus corona di Indonesia masing tinggi yakni di atas 10%.

Sementara saran Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, pelonggaran kegiatan di suatu negara bisa dilakukan jika posivity rate di bawah 5%.

Jika berpatokan pada hal itu, maka ia menyarankan pemerintah agar membatalkan keputusan tersebut. Sebab, besar kemungkinan terjadi klaster penularan Covid-19.

“Yang terjadi kluster Covid-19 pada negara yang mengabaikan indikator pelonggaran seperti Amerika Serikat. Amerika membuka sekolah pada Agustus dan September dalam kondisi positivity rate di atas 10%,” imbuh Dicky Budiman melansir BBC News Indonesia.

“Dalam kondisi begitu, banyak klasternya. Terjadi peningkatan kasus infeksi pada anak-anak hingga 100% dalam satu bulan,” lanjutnya.

Ilustrasi. Foto: Antara

“Artinya berbahaya sekali bagi Indonesia kalau memaksakan membuka sekolah di mana kondisinya Indonesia enggak jauh berbeda dengan AS. Jadi potensi klaster Covid-19 jelas tinggi,” lanjutnya lagi. (*/ran)