Ternyata, Polusi Udara Tertinggi Jabodetabek Terjadi Pukul 04.00-09.00

Ilustrasi polusi udara. Foto: tirto.id

JAKARTA-RADAR BOGOR, Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Nafas, aplikasi soal kualitas udara, menunjukkan bahwa polusi udara di Ibu Kota berada di titik tertinggi pada pukul 04:00 hingga 09:00 pagi.

Hasil tersebut berdasarkan pemantauan 45 sensors di 10 wilayah administrasi Jabodetabek.

Padahal tenggat waktu 04:00 hingga 09:00 adalah waktu paling lazim digunakan oleh warga DKI Jakarta untuk berolahraga pagi.

Akibatnya, justru menimbulkan risiko gangguan pernapasan dan masalah kesehatan lainnya.

Sementara itu, 10 wilayah administrasi Jabodetabek yang dipantau per Agustus 2020 ini meliputi Tangerang Selatan, Bogor, Tangerang, Bekasi, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Depok dan Jakarta Pusat.

“Di semua lokasi tren kualitas udara dalam waktu 24 jam serupa, paling buruknya dari 4 sampai jam 9 pagi, dan paling bagusnya dari jam 3 sampai jam 7 malam,” ungkap salah seorang peneliti, Piotr Jakubowski, dalam webinar online, Selasa (17/11/2020).

Ilustrasi polusi udara. Foto: tirto.id

“Daerah yang bisa dibilang paling hijau memiliki kualitas udara terbaik pada jam 4 hingga 9 pagi, daerah kita yang residential, yang keliatannya ada banyak pohon, termasuk Karawaci, BSD, Alam Sutera,” kata dia.

Piotr pun dengan berat hati menegaskan jika kualitas udara di Jabodetabek pada pukul 4 hingga 9 pagi dipastikan buruk. Namun, bukan berarti tak bisa berolahraga sama sekali di jam-jam tersebut.

Ada opsi terkait mengatur ulang rencana olahraga hingga memeriksa terlebih dahulu kualitas udara di setiap harinya.

Seperti mengubah wacana berolahraga apabila kualitas udara di atas 100 ppm, atau mengurangi waktu berolahraga (jangan lebih dari 90 menit).

Adapun cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan berolahraga di dalam ruangan (indoor). Saran berbeda disampaikan oleh praktisi kesehatan paru dari RS Persahabatan, dr Erlang Samoedro, SpP.

Ia menyebut olahraga outdoor tetap bisa dilakukan, namun dengan penyesuaian. Salah satunya, ia menyarankan untuk menggunakan masker.

Ilustrasi polusi udara. Foto: tirto.id

“Ketika kita menghadapi polusi udara, penggunaan masker menjadi suatu yang disarankan,” ujar dr. Erlang.

“Karena apapun maskernya akan mengurangi paparan masuk debu ke dalam paru. Itu jelas, mau apapun maskernya ya dari yang paling efektif N95,” tegasnya melansir wowkeren media. (*/ran)