Waduh, Gangguan Mental di Kota Bogor Meningkat 116 Persen Selama Pandemi

Ilustrasi gangguan mental

BOGOR-RADAR BOGOR, Gangguan mental mengalami peningkatan di Kota Bogor. Tak tanggung-tanggung, kenaikannya mencapai angka 116 persen.

Kenaikan itu disebabkan oleh kondisi pandemi yang menghantam segala sektor kehidupan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor sendiri mencatat, kenaikan itu dilaporkan dari kasus kecemasan (anxiety) dan depresi.

Tak main-main, total 1.141 kasus kecemasan (anxientas) yang didagnosis dari puskesmas-puskesmas Kota Bogor sepanjang Januari hingga September. Jumlah itu bahkan lebih banyak dari total kasus tahun lalu, yakni 528 kasus.

“Angka anxientas itu mengalami peningkatan sebanyak 116 persen dari tahun 2019,” sebut staf Seksi Penyakit Tidak Menular, Sri Utami Rahayuningsih kepada Radar Bogor, Selasa (13/10/2020).

Sementara itu, kasus depresi tercatat sebanyak 216 kasus. Meski tak banyak, namun kasus depresi juga tercatat mengalami kenaikan sekira 24 persen.

Ilustrasi gangguan mental

Ia menambahkan, kejadian tertentu dalam suatu kehidupan manusia dapat menjadi pemicu timbulnya gangguan mental emosional. Salah satu gejala gangguan mental emosional yang muncul akibat Covid-19 adalah rasa takut, cemas, dan khawatir.

Psikiater Kota Bogor, dr. Lahargo Kembaren mengakui, kenaikan itu memang terjadi secara global.

Lelaki yang juga tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) ini menganggap situasi pandemi sangat berkorelasi dengan gangguan mental atau kejiwaan yang dialami masyarakat.

“Data yang ada, sebanyak 64,8 persen masyarakat Indonesia mengalami gangguan mental. Kalau wilayah Kota Bogor, trennya memang ada peningkatan,” tandasnya. (mam)