MEGAMENDUNG–RADAR BOGOR, Kerap meresahkan masyarakat, sejumlah anak punk di kawasan Puncak, Bogor, kembali dikeluhkan.
Dinas Sosial Kabupaten Bogor mengaku kesulitan melakukan pendataan kepada sejumlah anak pun.
Seperti diketahui, keberadaan anak punk yang dikonotasikan sebagai anak berandal ini kerap mendapat penolakan dari masyarakat karena penampilan yang dinilai tidak biasa.
Sejumlah masyarakat kerap mengeluhkan tindakan tidak terpuji yang dilakukan sekelompok anak punk di Simpang Gadog.
Bahkan, ratusan acount Facebook hingga Twitter pun banyak yang mengeluhkan perilaku anak punk di simpang Gadog.
Wita, ibu rumah tangga asal Kecamatan Cisarua mengaku pernah diperlakukan tidak mengenakan saat berhenti di simpang lampu merah Gadog.
Berawal dari ngamen tanpa alat musik, para anak punk ini mendekati dirinya sambil memegang tangan. Sontak saja aksi ini membuat kaget.
”Saya kaget setelah ngamen. Dua orang mendekati saya, yang satu meminta uang, dan yang satu pegang tangan saya,” tutur Wita belum lama ini.
Upaya penindakan yang dilakukan Dinas Sosial Kabupaten Bogor dianggap tidak banyak berpengaruh. Anak punk yang kerap dirazia terus saja menjadikan simpang Gadog tempat mangkal. Hanya saja, mereka lebih banyak beroperasi pada malam hari ketimbang siang hari.
Menanggapi itu, Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial, Dian Mulyadiansyah mengatakan, data secara akurat anak punk memang tidak ada.
Karena sifat mereka yang sering berpindah-pindah. Namun dari pendataan yang pernah dilakukan, angkanya hanya mencapai 50 orang. ”Angka itu tersebar di Kabupaten Bogor,” ujarnya, Kamis (8/10/2020).
Lagi pula, Dinas Sosial Kabupaten Bogor dalam hal ini pun hanya sebatas memberikan pembinaan dan penghalauan tindakan terlarang yang dilakukan sejumlah anak punk.
”Fungsi kami hanya memberikan pembinaan dan menghalau saja, agar tidak masuk Kabupaten Bogor,” ungkapnya.
Upaya penindakan secara spesifik untuk anak punk, kata dia, belum bisa dilakukan karena mereka menganggap sebagai komunitas. Hanya saja, upaya yang bisa dilakukan yaitu razia PMKS. ”Di antaranya anak-anak punk,” ucapnya. (reg/b)