RSUD Kota Bogor Butuh Obat Pendukung Covid-19, Satu Pasien Ratusan Juta

Ilustrasi

BOGOR-RADAR BOGOR, Obat khusus untuk pasien terinfeksi virus Corona hingga saat ini memang belum ditemukan. Namun, Kementerian Kesehatan menyarankan penggunaan regimen obat tertentu untuk mendukung pengobatan pasien Covid-19.

Beberapa di antaranya yang banyak digunakan antara lain reagensia D dimer, antikoagulan: lovenox, anti viral: redemsivir-avigan hingga gamaras (IVIG), mukolitik: resfar, fluimucyl injeksi, antibiotics broad-spectrum: zytromax Inj, golongan carbopenem, tazobactam dan dan jamur injeksi: fluconazol, micofungin, vorikonazol.

Penggunaan obat-obatan ini sudah dilakukan di beberapa rumah sakit di DKI Jakarta. Hasilnya cukup membantu kesembuhan pasien.

Bagaimana dengan Bogor? Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor Ilham Chaidir mengatakan, obat-obatan ini belum semuanya tersedia di RSUD. Bukan karena barangnya tidak ada, tapi karena harganya yang cukup mahal.

Ilham mengambil contoh obat Gamaras yang pernah digunakan di RSUD Kota Bogor. “Harga (Gamaras) untuk satu pasien saja, Rp186 juta. Tapi ini untuk pasien-pasien yang dalam kondisi kritis,” terangnya.

Dia menjelaskan obat-obatan pendukung ini sangat diperlukan untuk recovery para penyintas Covid-19. Pihaknya pun kini sedang menghitung, berapa estimasi anggaran yang dibutuhkan jika jenis obat – obatan itu dibeli.

Ilustrasi

“Karena cukup mahal kami akan hitung untuk diajukan dan diusulkan pada BTT (Belanja Tidak Terduga),” jelasnya.

Dia menjelaskan dalam penanganan Covid-19, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mendapat kucuran anggaran bantuan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat. Salah satunya untuk peningkatan RSUD Kota Bogor senilai Rp51 miliar.

Uang sebanyak itu, kata Ilham akan digunakan untuk peningkatan pelayanan Covid-19. “Bisa saja, salah satunya untuk membeli obat – obatan,” imbuhnya.

Sementara untuk alat – alat kesehatan, RSUD Kota Bogor sudah memiliki alat yang cukup mumpuni. Mulai dari alat bedah, radiologi, USG, hingga alat untuk operasi mata.

Dia menjelaskan peningkatan layanan Covid-19 di RSUD dilakukan, seiring dengan rencana menjadikan RSUD rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Jawa Barat.

“Kita kan mau jadi rujukan regional dan rumah sakit pendidikan. Jadi apa yang menjadi pendukung visi itu kita utamakan,” ungkapnya.

Ilustrasi

Dipilihnya RSUD Kota Bogor sebagai RS rujukan regional Jawa Barat, sambung Ilham dikarenakan penanganan Covid-19 di RSUD Kota Bogor bisa dikategorikan sebagai yang terbaik.

Hal itu tercermin dari jumlah kamar isolasi yang disediakan sebanyak 130 kasur. Lalu keberadaan ruang ICU yang ditambah empat ruangan sejak awal tahun. Sehingga saat ini berjumlah enam ruangan. “Alhamdulillah kalau dari fasilitas, kami termasuk yang terlengkap,” pungkasnya. (dka/c)