Guru Mengeluh Kuota Umum Terlalu Sedikit, P2G Minta Penambahan

Ilustrasi belajar daring

JAKARTA-RADAR BOGOR, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mulai menyalurkan kuota gratis kepada siswa, guru, mahasiswa dan dosen.

Subsidi kuota yang diberikan terdiri dari kuota belajar dan kuota umum dengan porsi yang berbeda.

Menanggapi hal tersebut, kordinator Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim meminta agar pada bulan kedua ini penyaluran program ini, pembagian kuota dapat dialokasikan lebih untuk kuota umum ketimbang kuota belajar.

“Guru-guru sebenarnya berharap mendapatkan kuota internet ini lebih proporsional pembagiannya. Sebaiknya untuk bulan kedua, alokasi kuota umum yang diperbanyak kapasitasnya,” ujar dia kepada JawaPos.com, Kamis (1/10/2020).

Pasalnya, banyak guru yang menggunakan media seperti YouTube untuk mengajar. Maka dari itu, diusulkan data untuk kuota umum diperbesar.

Salah satu guru dari SMP Negeri (P2G Bangka Belitung) di Kabupaten Belitung, Parulian mengatakan bahwa sekolah SD dan SMP sudah aktif kembali dengan dua shift.

Ilustrasi belajar daring

Pelajar lebih banyak berinteraksi di sekolah dengan guru, kemudian dilanjut via WhatsApp dan belajar mandiri via YouTube.

Sedangkan guru SMP di Blitar, Sri menyampaikan, kuota yang diberikan sebenarnya tidak dimanfaatkan optimal.

Pasalnya, dia sendiri mengajar dengan metode home visit dengan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) luring.

Bahkan, banyak siswa yang tidak sadar bahwa nomornya sudah disubsidi kuota.

Informasi bagi siswa dan orang tua belum optimal dilakukan oleh sekolah dan Dinas Pendidikan setempat.

Satriwan melanjutkan, guru-guru berharap bantuan kuota ini betul-betul fungsional sesuai kebutuhan guru.

Ilustrasi belajar daring

Dia juga berharap, masa pakainya pun tidak dibatasi per bulan lalu hangus.

Sebab ada potensi uang negara yang terbuang sia-sia jika guru dan siswa tidak optimal memanfaatkannya.

Dia meminta agar Kemdikbud memberlakukan format akumulasi atas sisa kuota. Jika masih ada sisa kuota, maka bisa dimanfaatkan pada bulan berikutnya.

“Masih bisa dimanfaatkan sampai empat bulan masa program ini. Di sisi lain Kemendikbud tetap harus koordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk memantau efektivitas dan kebermanfaatan bantuan kuota dalan menunjang PJJ khususnya yang daring,” ujarnya.

Mengenai perbedaan besaran kuota tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin), Hasan Chabibie sebelumnya mengatakan bahwa ini didasari oleh kebutuhan para murid dan pendidik.

“Kenapa dibagi ini (kuota belajar dan umum) adalah bagaimana anak-anak kita tetap bisa belajar, bisa terjaga nyala api belajarnya, selama mereka menggunakan aplikasi apapun sehingga tetap kemudian bisa melaksanakan aktivitas pembelajaran,” ujarnya dalam acara Bincang Pendidikan dan Kebudayaan secara virtual, Selasa (29/9/2020).

Ilustrasi belajar daring

Seperti diketahui, paket kuota internet untuk peserta didik PAUD mendapatkan 20 GB per bulan dengan rincian 5 GB untuk kuota umum dan kuota belajar 15 GB.

Peserta didik jenjang pendidikan dasar dan menengah mendapatkan 35 GB per bulan dengan rincian 5 GB untuk kuota umum dan kuota belajar 30 GB.

Sementara itu, paket kuota internet untuk pendidik pada PAUD dan jenjang pendidikan dasar dan menengah mendapatkan 42 GB per bulan dengan rincian 5 GB kuota umum dan 37 GB kuota belajar.

Paket kuota internet untuk mahasiswa dan dosen mendapatkan 50 GB per bulan dengan rincian 5 GB kuota umum dan 45 GB kuota belajar. (jawapos)