BOGOR-RADAR BOGOR, Dalam dunia pertanian, kehadiran pupuk merupakan elemen penting untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk organik bisa didapatkan tidak hanya dengan cara konvensional yaitu penumpukan hingga pembusukan saja.
Ada metode lain untuk membuat pupuk organik yang disebut dengan Bokashi. Teknik pembuatan pupuk Bokashi ini ditemukan oleh Toruo Hega dari Jepang. Singkatnya, pupuk Bokashi adalah pupuk organik hasil fermentasi (pemeraman) dengan aktifator mikroorganisme, EM4.
Salah satu tempat pengelolaan pertanian di Kabupaten Bogor, Saung Wira memproduksi berbagai jenis pupuk, salah satunya pupuk organik Bokashi.
Pemilik Saung Wira, Nan Djuarnani mengatakan, sudah bergelut di bidang pertanian sejak lama. “Saya tertarik karena pembuatan menjadi pupuk siap pakai relatif cepat, antara 5 sd 7 hari saja,” katanya.
Pupuk organik umumnya dilakukan melalui proses pembusukan yg memakan waktu dua sampai tiga bulan. Keunggulan dari pupuk Bokashi sendiri banyak, misalnya dapat menggemburkan dan meningkatkan ketersediaan bahan organik dalam tanah, meningkatkan daya serap tanah terhadap air dan zat hara.
Memperbaiki kehidupan mikroorganisme dalam tanah, memperbaiki drainase dan tata udara di dalam tanah, membantu proses pelapukan bahan mineral, dan melindungi tanah terhadap kerusakan dan erosi.
Nan juga menjelaskan lebih detail keunggulan Bokashi, “Lebih tahan terhadap serangan hama, pupuk ini juga menekan pertumbuhan patogen tanah, selain itu dia mengandung unsur mikro dan makro walau dalam jumlah sedikit, dan dapat meningkatkan Nitrogen” terangnya.
Perbedaannya dengan pupuk anorganik atau pupuk kimia dilihat dari banyaknya kandungan unsur hara dan sifatnya memupuk tanaman bukan memupuk tanah. Pupuk anorganik tidak dapat memperbaiki struktur tanah, bahkan jika digunakan dalam jangka panjang akan membuat unsur hara tanah menjadi miskin dan keras, selain itu pupuk anorganik membuat tanaman rentan terhadap penyakit.
Cara Pembuatan Pupuk Bokashi
1. Larutkan EM-4 dan gula ke dalam air
2. Kotoran ternak, sampah organik, dan dedak dicampur secara merata
3. Siramkan EM-4 secara perlahan-lahan ke dalam adonan secara merata sampai kandungan air adonan mencapai 30%
4. Bila adonan dikepal tangan, air tidak menetes dan bila kepalan tangan dilepas maka adonan susah pecah
5. Adonan digundukan diatas ubin yang kering dengan ketinggian minimal 15-20 cm
6. Tutup dengan karung goni selama 4-7 hari
7. Pertahankan suhu dengan cara membolak-balik (40-50 derajat celcius)
8. Tutup kembali dengan karung goni
9. Suhu yang tinggi dapat mengakibatkan bokashi menjadi rusak karena terjadi proses pembusukan
10. Pengecekan suhu sebaiknya dilakukan setiap 5 jam sekali
11. Selama 4-7 hari bokashi telah selesai terfermentasi dan siap digunakan sebagai pupuk.
(pkl-afifah)