Gaikindo Tingkatkan Target Penjualan Kendaraan Roda 4 Jadi 600 Ribu

Ilustrasi ekspor mobil.

JAKARTA-RADAR BOGOR, Tantangan industri otomotif masih berat. Sebab, daya beli nyaris lenyap akibat hantaman pandemi Covid-19 terhadap perekonomian.

Namun, para pelaku industri otomotif yakin, wabah akan berakhir dan perekonomian pulih. Untuk sementara, mereka mengandalkan layanan selain penjualan.

Dalam survei Markplus, Inc. tentang belanja otomotif, diketahui bahwa masyarakat menunda pembelian kendaraan demi dana darurat.

Yakni, dana yang harus mereka miliki untuk menyambung hidup sementara pendapatan mereka tergerus.

Sebanyak 63 persen responden dalam survei skala nasional itu bermukim di area Jabodetabek.

Senior Business Analyst MarkPlus, Inc. James Djoni menyatakan bahwa penundaan pembelian kendaraan akan terjadi sampai pertengahan 2021.

Ilustrasi ekspor mobil.

“Sebanyak 44 persen responden menunda pembelian hingga kuartal kedua tahun depan, 29 persen pada kuartal pertama 2021, dan 19 persen berencana membeli kendaraan pada kuartal keempat tahun ini,” ujarnya Selasa (22/9/2020).

James melanjutkan bahwa mayoritas responden menunda pembelian, antara lain, karena faktor keuangan.

“Sebanyak 87 persen menunda pembelian karena mempersiapkan dana untuk keperluan darurat dan 31 persen responden menyebut pendapatannya terdampak pandemi,” paparnya.

Namun, hampir 70 persen masih tetap rutin mencari informasi perihal otomotif melalui teman dan internet.

Meskipun dalam keadaan sulit, lanjut James, peluang bagi pemain industri otomotif terbuka lebar pada aspek purnajual atau aftersales.

Yakni, memberikan layanan yang prima dan memperhatikan protokol kesehatan. Selain itu, penggunaan aplikasi mobile oleh diler memudahkan pelanggan untuk mendapatkan kebutuhan mereka.

Ilustrasi ekspor mobil.

Saat ini 63 persen responden yang juga pemilik kendaraan tetap melakukan servis rutin melalui bengkel resmi.

Bahkan, jumlahnya meningkat jika dibandingkan pada masa awal penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Pelanggan tidak mau ambil risiko terjadi kekurangan maupun kerusakan jika melakukan cek berkala di luar bengkel resmi.

“Pembelian spare part dalam kategori fast movingseperti oli, baterai, kampas rem, dan ban juga masih banyak dilakukan melalui diler dibandingkan secara online,” tambah James.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengakui bahwa semua negara ASEAN terdampak pandemi.

Semua negara penjualan otomotifnya turun, termasuk Indonesia.

Ilustrasi ekspor mobil.

“Kami bersyukur setelah Mei ada peningkatan,” ujar Kukuh.

Dia menegaskan bahwa Gaikindo telah merevisi target penjualan kendaraan roda empat di Indonesia yang biasanya menyentuh angka 1 juta unit per tahun menjadi 600 ribu unit tahun ini.

“Penjualan drop cukup berat karena biasanya kami bisa 90 sampai 100 ribu unit per bulan”. (jpnn)

SURVEI KONSUMEN OTOMOTIF

Tren Pembelian Kendaraan Bermotor

Periode | Persentase

Q4 2020 | 19%
Q1 2021 | 29%
Q2 2021 | 44%
After Q2 2021 | 3%
Not sure | 5%
Alasan Menunda Pembelian Kendaraan Bermotor
Faktor | Persentase
Menyiapkan dana darurat | 87%
Pendapatan menurun | 31%
Keterbatasan pemakaian akibat PSBB | 32%
Menghindari kontak fisik | 14%
Lainnya | 9%

Sumber: MarkPlus, Inc.