Disdik Sebar 500 Kartu Perdana untuk Pembelajaran Daring, Kuota 10 GB per Bulan

Ilustrasi belajar daring.

CIBINONG – RADAR BOGOR, Para pelajar di Kabupaten Bogor bisa sedikit bernapas lega. Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten telah menyebarkan 500 ribu kartu perdana untuk menjadi modal pembelajaran daring selama pandemi.

Sekretaris Disdik Kabupaten Bogor, Atis Tardiana mengakui, pembelajaran daring masih akan berlangsung selama masa pandemi ini.

Pihaknya telah memberikan “solusi” agar para pelajar dan orang tua sedikit bernapas lega. Salah satunya, kerja sama dengan salah satu provider untuk menyediakan paket data melalui kartu perdana.

“Kartu perdana itu sudah disebar ke seluruh sekolah, baik SD maupun SMP. Kuotanya sebanyak 10 GB per bulan. Mudah-mudahan bisa dimanfaatkan siswa dengan baik untuk pembelajaran daring,” jelasnya.

Ia merincikan, kartu perdana itu sekaligus menjadi pelengkap bantuan kuota dari Kemendikbud yang belum turun. Untuk sementara, para pelajar bisa memanfaatkannya selama sebulan.

Bulan berikutnya, mereka juga hanya perlu merogoh kocek Rp10,- untuk membeli paket data yang disediakan provider “merah” tersebut.

Ilustrasi belajar daring.

“Tapi karena kan gak ada tuh uang Rp10,- jadi minimal bisa diisi pulsa Rp5 ribu saja. Kuota bulan berikutnya sudah bisa dipakai untuk pembelajaran daring lagi, jumlahnya juga 10 GB dan bonus 1 GB untuk kebutuhan harian,” paparnya.

Ia memastikan, bantuan itu akan dimanfaatkan dengan benar oleh para pelajar. Tak ada kemungkinan untuk disalahgunakan lantaran telah diproteksi khusus oleh provider bersangkutan.

Sejauh ini, sekolah-sekolah di Kabupaten Bogor masih menerapkan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sebagai pedoman utama.

Surat edaran telah dikeluarkan Disdik sebagai acuan bagi semua satuan pendidikan. PJJ itu dianggap sekaligus menjadi alternatif untuk pembelajaran selama pandemi.

Hal itu juga berdasar evaluasi bersama yang dilakukan dengan semua unsur pendidikan selama beberapa bulan kemarin.

Salah satu orang tua murid, Zurifwan menganggap pembelajaran daring masih menjadi kendala tersendiri. Akses internet menjadi persoalan. Tentu saja, ia mesti merogoh kocek semakin banyak untuk belajar anak-anaknya.

“Kebutuhan paket data itu dalam sebulan tidak sedikit. Apalagi kalau sudah diharuskan lihat video pembelajaran atau kirim-kirim tugas dalam bentuk video,” pungkasnya. (mam)