25 radar bogor

Ambil Peran Pemulihan Ekonomi, Kemendikbud ”Kawinkan” Pendidikan Vokasi dan Industri

Wikan
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Wikan Sakarinto
Wikan
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Wikan Sakarinto

Wikan mengatakan, ada hal-hal lain yang tak kalah penting untuk ditanamkan pada siswa, yaitu kejujuran, moral, dan integritas. Bila siswa menjalani pendidikan vokasi berdasarkan ketertarikan tanpa merasa terpaksa, ia meyakini siswa akan menjadi Sumber Daya Manusia yang berkompeten. Sehingga, tugas lebih lanjut adalah menyesuaikan dengan kebutuhan industri.

“Itu menjadi kebijakan kita, dan itu harus betul-betul sesuai keinginan industri. Tidak boleh kita bikin lulusan yang kompeten tapi enggak sesuai dengan industri, apalagi yang enggak kompeten dan enggak sesuai. Dan di masa pandemi, sebisa mungkin justru ‘pernikahan’ terjadi, sehingga nanti ketika industri berubah juga mengajak vokasi berubah di dalam era new normal,” paparnya.

Menurut Wikan, dengan 2,2 ribu pendidikan tinggi, 14 ribu SMK dan 17 ribu kursus atau pelatihan di Indonesia, sekitar 20 sampai 30 persen telah menerapkan strategi link and match. Ia optimis pendidikan vokasi dan dunia industri dapat bersama-sama melalui pandemi Covid-19.

“Mungkin belum sekomplit ini, tapi sudah terjadi. Di SMK itu tiap tahun kurikulum disinkronkan, tapi mungkin belum sedalam ini. ‘Pernikahan’ itu sudah dan sedang terjadi. Untuk itu, kita tahun ini menggelontorkan Rp3,5 triliun dengan 40 program baik di SMK, perguruan tinggi vokasi, dan kursus pelatihan Indonesia di luar anggaran rutin kita,” ungkap Wikan. (ric)