KEPALA Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno mengatakan, telah terjadi penambahan 12 kasus positif baru. Di antaranya merupakan satu keluarga, jumlah tertular 43 penambahan klaster aktif di Kota Bogor dengan jumlah total 157 orang. Dari hasil kajian Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bogor, klaster rumah tangga atau keluarga menduduki posisi teratas dalam penyebaran Corona di kota hujan. (24/8)
Semakin meningkatnya kasus penularan di kota hujan ditengarai karena disiplin masyarakat dalam penerapan protokol kesehatan pencegahan covid-19 yang mulai mengendur. Klaster keluarga ini juga terjadi hampir di beberapa kota lainnya. Artinya memang semakin ke sini kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan dan mematuhi aturan sudah menurun.
Di tambah lagi pemerintah dan penegak hukum tidak tegas dalam menjalankan aturan. Untuk memutus mata rantai penularan covid-19 saat ini tidak cukup sebenarnya hanya dengan mencuci tangan, memakai masker dan menjaga jarak (3M). Sebab penularan tidak hanya dari luar kota saja, namun sudah masuk hingga ke penularan di rumah tangga atau transmisi lokal.
Maka, baik pemerintah pusat maupun daerah dalam hal ini mesti segera mengambil langkah cepat untuk melakukan rapid tes secara massal dan gratis pada masyarakat. Jika ada yang reaktif dan positif maka tindakan dengan melakukan karantina di tempat khusus agar keluarga tidak tertular. Kemudian harus tetap memberikan edukasi massif kepada masyarakat agar sadar untuk mematuhi aturan protokol kesehatan.
Seyogianya pemerintah segera menemukan vaksin covid-19 dalam rangka pencegahan wabah terus berlanjut dan menyebar luas. Upaya dari pemerintah harus terus ditingkatkan, jangan sampai kendor dan terkesan lalai dalam mengurus rakyat agar terjaga dari virus dan kematian. Sebab negara dan pemimpin itu tugasnya bertanggungjawab terhadap kemaslahatan umat.
Nelly, M.Pd
Pemerhati Sosial Masyarakat