25 radar bogor

Gawat, Pendapatan Negara Sudah Merosot Rp130,55 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani didesak kalangan DPR untuk menyelesaikan persoalan defisit BPJS kesehatan tanpa haru membebankan pada rakyat kecil. (Hendra Eka/Jawa Pos)
Menteri Keuangan Sri Mulyani didesak kalangan DPR untuk menyelesaikan persoalan defisit BPJS kesehatan tanpa haru membebankan pada rakyat kecil. (Hendra Eka/Jawa Pos)
Menteri Keuangan Sri Mulyani didesak kalangan DPR untuk menyelesaikan persoalan defisit BPJS kesehatan tanpa haru membebankan pada rakyat kecil. (Hendra Eka/Jawa Pos)
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Hendra Eka/Jawa Pos)

Sri Mulyani menyampaikan, realisasi penerimaan perpajakan sebesar Rp 710,98 triliun atau turun 12,29 persen (yoy). Itu terdiri dari realisasi penerimaan pajak sebesar Rp 601,91 triliun dan realisasi penerimaan bea dan cukai sebesar Rp 109,06 triliun.

Realisasi penerimaan pajak yang sebesar Rp 601,91 triliun itu turun 14,69 persen (yoy). Sedangkan realisasi penerimaan bea dan cukai yang mencapai Rp 109,06 triliun tumbuh 3,71 persen (yoy).

Sementara pada periode sama, realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 208,81 triliun atau 70,99 persen target APBN-Perpres 72/2020. Realisasi ini turun 13,53 persen (yoy).

Sri Mulyani menambahkan, meskipun total penerimaan pajak masih mengalami kontraksi, namun sudah ada perbaikan penerimaan PPh Orang Pribadi dan PPnBM pada Juli 2020. “Selain itu, sektor industri pengolahan dan sektor jasa keuangan dan asuransi mengalami perbaikan kinerja,” katanya.(JPC)