SMA Minta Pemprov Adakan Kebijakan Sumbangan Sukarela Selama Covid-19

Ilustrasi sekolah daring. SOFYANSYAH/ RADAR BOGOR

BOGOR-RADAR BOGOR, Kegiatan belajar mengajar (KBM) yang dilakukan secara daring saat ini, membuat pemerintah tak kucurkan sejumlah anggaran untuk tiap-tiap unit sekolah.

Kondisi seperti itu tentu dirasa berat bagi sebagian sekolah yang harus mengcover sejumlah kegiatan diluar dugaan. Hal itu dirasakan SMAN 7 Kota Bogor.

Kepala SMAN 7 Kota Bogor, Acep Sukirman mengatakan, ada beberapa pengeluaran diluar dugaan yang harus dikeluarkannya dan guru secara sukarela.

Ia mencotohkan, bahwa beberapa waktu lalu, ada anak didiknya yang ternyata tidak punya gawai, apalagi akses internet. Sehingga dengan sukarela, wali kelas atau guru harus menjemput anak tersebut untuk menikmati akses internet di sekolah, saat jadwal belajar daring.

“Anak gak punya handphone, biaya transport, makanya wali kelasnya yang antar jemput. Biasanya sekolah kasih uang pengganti transport, meski jumlahnya gak banyak. Tapi karena sekarang gak ada anggarannya, ya semua dilakukan sukarela,” bebernya kepada Radar Bogor.

Tak lama berselang, anak didiknya pun ada yang sakit. Sehingga sekolah mengirimkan perwakilan guru untuk menjenguk.

Ilustrasi sekolah daring. SOFYANSYAH/ RADAR BOGOR

Menjenguk anak tentu mengeluarkan sejumlah biaya. Pengeluaran-pengeluaran seperti inilah yang menjadi pengeluaraan diluar dugaan saat pandemi. Yang dipastikan tidak dicover oleh pemerintah.

Khawatir makin lama akan makin membebankan guru serta sekolah.

Ia berharap ada kebijakan dari pemerintah provinsi agar bisa memberikan arahan untuk diadakannya sumbangan sukarela oleh komite yang dikumpulkan dari orangtua murid untuk menunjang berbagai kegiatan sekolah lainnya yang tidak tercover saat ini.

“Namanya sumbangan, tidak ada nominal, tidak harus. Tapi minimal sekolah punya tabungan untuk suatu waktu, ada keperluan bantu anak yang lagi membutuhkan ini dan itu, dan sebagainya,” ungkap Acep.

Itupun, lanjutnya, tentu sesuai dengan aturan. Sumbangan dari orangtua murid dengan nominal berapapun dan tidak wajib. Dana tersebut nantinya dikelola komite.

“Jadi kalau ada anak sakit dan sebagainya, tinggal guru ajukan ke komite, untuk ini dan itu, berapa yang bisa digunakan dari tabungan hasil sumbangan itu. Jadi saling meringankanlah,” tegasnya. (ran)