25 radar bogor

Potensi Tumbuh Negatif, Indonesia Dibayangi Ancaman Resesi

Ilustrasi: Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Bongkar Muat Tanjung Priok milik Pelindo 2, Jakarta.
Ilustrasi: Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Bongkar Muat Tanjung Priok milik Pelindo 2, Jakarta.
Ilustrasi: Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Bongkar Muat Tanjung Priok milik Pelindo 2, Jakarta.
Ilustrasi: Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Bongkar Muat Tanjung Priok milik Pelindo 2, Jakarta.

Pemerintah juga terus mempercepat serapan belanja anggaran maupun program perlindungan sosial yang kini belum optimal.

Langkah tersebut diambil karena percepatan belanja pemerintah bisa menggantikan peran konsumsi rumah tangga dan investasi yang terkontraksi sangat dalam pada kuartal II 2020.

”Semua K/L (kementerian/lembaga) harus kerja keras. Spending ini harus diarahkan ke multiplier yang besar sehingga mendukung pelemahan ekonomi yang tidak terlalu dalam,” katanya.

Anggaran stimulus yang sebelumnya belum optimal juga dapat dimanfaatkan untuk menyasar program perlindungan sosial yang baru. Sebut saja bantuan gaji Rp 600.000 untuk pekerja bergaji di bawah Rp 5 juta per bulan hingga bantuan produktif lainnya.

Pada kesempatan yang sama, ekonom Bank Permata Josua Pardede menyatakan, secara umum, pemerintah telah agresif melakukan berbagai kebijakan untuk menahan ekonomi tidak tergelincir lebih dalam. Baik jangka pendek untuk menangani Covid-19 maupun upaya jangka panjang.

”Jangan sampai reformasi struktural terhenti karena Covid-19. Kebijakan yang mengarah ke fundamental ekonomi, bonus demografi, dan investasi, khususnya untuk ICT, juga perlu difokuskan oleh pemerintah,” tutur Josua.