Keluarga Punya Peran Penting Membentuk Generasi Literasi

 

Yane Ardian saat menjadi narasumber webinar yang diadakan Perpusnas RI.

BOGOR-RADAR BOGOR, Membentuk generasi literasi dimulai dari keluarga. Tema itu menjadi kajian webinar Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), dengan menggandeng Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diskarpus) Kota Bogor melalui Zoom dan live streaming via Youtube, Rabu (19/8/2020).

Dimoderatori News Producer PRO 3 RRI, Maulana Isnarto, turut juga menghadirkan Bunda Literasi Kota Bogor, Yane Ardian dan Pustakawan Perpusnas RI, Rifa Fadilah.

Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI), Muhammad Syarif Bando yang bertindak sebagai keynote speaker menjabarkan, keluarga sangat penting untuk membentuk generasi literasi. Apalagi di tengah-tengah gempuran gawai telah difasilitasi beragam fitur media sosial.

“Penting bagi setiap orang tua untuk membatasi penggunaan gawai kepada anak-anak mereka. Dan mulai membiasakan diri dengan gemar membaca di rumah,” ujarnya.

Namun Syarif menyadari tak ada satu pun orang yang berhak melarang penggunaan gawai. Tapi bisa diarahkan dengan mengakses konte-konten positif. Seperti ebook misalnya.

Hanya saja, tambah dia, ada perbedaan antara membaca buku secara manual dengan melalui internet. “Ada pepatah membaca melalui internet ibarat menyusuri gelombang daam ketidakpastian. Sedangkan buku bisa menyelam ke dalam air tenang,” sebutnya.

Ada banyak cara bisa dilakukan oleh para orang tua untuk menanamkan minat dan kecintaan literasi kepada anak-anak. Paling utama adalah penerapan pola hidup disiplin di keluarga. “Bagaimana anak mau gemar membaca, kalau orang dewasa asyik-asyikan menonton televisi. Jadikan setiap kesempatan untuk selalu membaca. Berikan hadiah buku kepada anak serta bagaimana menanamkan dedikasi dan berjuang agar kebiasaan literasi tumbuh dalam lingkungan keluarga,” terang Syarif.

Yane Ardian saat menjadi narasumber webinar yang diadakan Perpusnas RI.

Syarif pun berpandangan, orang yang gemar membaca memiiki cara pandang yang selalu rasional. Ada banyak pilihan dan alternatif yang tersedia dalam menyelesaikan masalah. “Mulai saat ini ubah paradigma membaca bukan kewajiban, tapi merupakan jalan panjang yang akan merubah tatanan dunia,” jelasnya.

Yane Ardian mengamini pendapat Syarif tentang dahsyatnya gempuran gawai. Sebab, gemar membaca menjadi berlomba-lomba dengan perkembangan teknologi yang berkembang dan mengganggu anak-anak.

“Jika gak gemar memegang buku dan sering menggunakan gawai, seseorang maupn anak-anak kita akan sulit menjalani proses. Baca buku dengan 150 hingga 200 halaman tentu butuh kesabaran dalam membacanya. Sementara teknologi memberikan kemudahan cukup dengan satu slide bisa geser halaman selanjutnya,” ulas Yane.

Ia mengatakan, buku adalah gudang ilmu. Apapun jenis bacaannya sangat baik dan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Peran ibu bisa dimaksimalkan untuk mendampingi dan memberikan pengetahuan tentang manfaat dari membaca. “Karena ibu merupakan sosok sentral dalam keluarga,” kata first lady Kota Bogor ini.

Yane memberikan gambaran rendahnya minat baca sangat erat kaitannya dengan konflik di masyarakat. Sehari setelah peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan Repubik Indonesia yang identik dengan kebebasan dan lain-lain, ia berpikir penjajahan dan peperangan bisa terjadi berawal dari konflik.

Ketika berbicara gemar membaca, bukan hanya memiliki fungsi menambah wawasan saja. Tapi juga bisa untuk menemukan suatu fenomena dan menyelesaikan masalah karena memiliki perbendaharaan kata yang baik

“Dengan membaca kita bisa menghindari konflik dan menumbuhkan perdamaian, baik dalam keluarga maupun masyarakat,” ungkapnya.

Yane Ardian saat menjadi narasumber webinar yang diadakan Perpusnas RI.

Sementara Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diskarpus) Kota Bogor, Agung Prihanto menuturkan, kegiatan webinar yang diadakan Perpusnas RI sangat efektif
bagi warga Kota Hujan pada masa pandemi Covid-19. Di mana kegiatan sekolah diliburkan dan para siswa belajar di rumah melalui daring. “Ini tentunya memberikan dampak bagi mereka dengan banyak belajar di rumah,” ucapnya.

Menurutnya, orang tua memiliki peran penting untuk membiasakan anak agar gemar membaca. “Dimulai dari keluarga agar anak-anak bisa belajar dengan baik dari rumah,” tukasnya. (rur)