BOGOR-RADAR BOGOR, Perkumpulan Warga “Kawasan Tiga Lawang” yang terdiri dari warga dan pemilik secara legal ruko di Jalan Pedati, Lawang Seketeng, Ranggagading, dan Kampung Cincau menemui pimpinan DPRD Kota Bogor Senin (10/8/2020).
Pertemuan itu membahas beberapa point penting rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor terkait penataan kawasan tersebut.
Pertemuan itu diterima langsung Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto di ruang kerjanya, belum lama ini.
“Jadi warga dari Tiga lawang ini minta audensi kepada DPRD dan saya terima langsung dengan pokok bahasan, pertama kawasan agar kawasan tersebut menjadi kawasan yang tertata rapih dan bersih, dan bisa menjadi kawasan wisata di Kota Bogor,” ujar Atang kepada Radar Bogor, Senin (10/8).
Kemudian kedua, warga Kawasan Tiga Lawang tersebut menyampaikan jika ada pedagang kaki lima (PKL) yang ingin berjualan dipersilahkan asalkan bisa diatur rapih di toko, dan tidak kembali seperti semula mengotori kawasan Tiga Lawang.
Ketiga, mereka yang saat ini tergabung dalam satu Perkumpulan Tiga Lawang bisa ikut serta dan dapat dilibatkan oleh Pemkot dalam upaya membangun kawasan tersebut agar lebih bersih, tertata rapih dan bisa menjadi kawasan destinasi wisata di Kota Bogor.
“Tentunya ini sesuatu inisiatif yang sangat baik. Apalagi saat ini Pemkot sedang melakukan penataan sesuai dengan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah). Salah satunya bagaimana menata sekitar kawasan Lawang Saketeng, Lawang Pedati, dan Lawang Ranggagading menjadi kawasan yang teratata rapih,” ucapnya.
Selain itu, Atang menambahkan untuk berkelanjutan sebuah program maka ia menekankan adanya keterlibatan warga secara langsung atau secara aspek sosial, sehingga bagaimana kemudian aspek sosial ekonomi, dan ekologi bisa selaras.
“Pada intinya, partisipasi warga bisa berperan secara baik, kemudian kawasan tersebut juga bisa tertata rapih secara ekonomi. misalkan mau dimanfaatkan untuk perdagangan bisa dipilih untuk sentra tertentu yang bisa menjadikan kawasan khas seperti di Braga Kota Bandung, atau seperti di Amerika,” ucapnya.
Tentunya langkah ini harus diapresiasi.
“Kan intinya bagaimana membuat Kawasan Tiga Lawang menjadi kawasan yang nyaman dan menjadi kawasan ikonik dan tertata rapih,” ucapnya.
Poltisi PKS tersebut menjelaskan, meski Pemkot Bogor sudah merencanakan penataan kawasan tersebut, realisasinya harus ditunda lantaran anggaran tersebut dialihkan ke penanganan Covid-19.
Tahun ini pemkot mendapatkan kucuran anggaran dari Pemrov Jabar sebesar Rp30 miliar untuk menata sejumlah kawasan di Kota Bogor.
“Pemkot Bogor memang tahun ini menerima anggaran sebesar Rp30 miliar, anggaran itu berasal dari bantuan provinsi, artinya uang itu untuk digunakan penataan kawasan,” ujar Atang.
Kendala terbesarnya memang ketika bantuan keuanganya dialihkan untuk penanganan Covid-19. Tetapi, Atang meyakini ada solusi lain agar penataan kota tetap dilakukan.
Bisa saja, kata dia, anggaran penataan kawasan tersebut menggunakan anggaran APBD Kota Bogor jika tahun depan bantuan tersebut sulit dianggarkan dari Pemprov Provinsi Jawa Barat.
“Kita berharap dari DPRD ada komunikasi yang produktif, komunikasi yang positif antar berbagai pihak, baik itu warga yang memiliki tempat tinggal atau pemilik properti di kawasan tersebut. Atau dengan para pedagang yang selama ini berjualan di sepanjang Tiga Lawang, termasuk di Kampung Cingcau,” ucapnya.
Sementara itu, Perwakilan Institut Bisnis dan Informatika Kesatuan atau IBI Kesatuan, Bambang H. Rainanto mengatakan, tujuan Perkumpulan “Kawasan Tiga Lawang” menemui pimpinan DPRD adalah untuk menyampaikan aspirasi warga yang intinya adalah mendukung pihak Pemkot Bogor dalam melakukan penataan kota.
Kondisi dimana saat setelah Hari Raya Idul Fitri, Pemkot Bogor memindahkan para PKL di Jalan Lawang Saketeng, dan Pedati, dilanjutkan dengan rencana penataan kawasan tersebut merupakan momentum yang pas untuk menyampaikan aspirasi kepada DPRD.
“Bukannya kami tidak mendukung PKL, namun kami juga berharap mereka para PKL yang merupakan UMKM juga mendapatkan tempat yang baik untuk berdagang, namun juga tidak menggunakan jalan dan trotoar yang merupakan fasilitas umum untuk usaha perorangan,” ucapnya.
Tentunya setelah dilakukan penataan, ia berharap para PKL yang sudah pindah ke Pasar Bogor, semakin nyaman dan lancar usahanya.
Bambang menjelaskan, untuk program dan konsep yang disampaikan ke DPRD, secara detail masih belum dirumuskan.
Namun, kawasan tersebut agar menjadi kawasan bisnis herritage, yaitu kawasan bisnis yang juga menjadi destinasi wisata sejarah Kota Bogor.
“Dimana para pejalan kaki nyaman, bisa sambil jalan-jalan, belanja, bahkan duduk-duduk menikmati kawasan tua Kota Bogor. Kalau dianalogikan seperti Jalan Braga di Bandung,” katanya.
Tentunya, kata dia, untuk konsep kedepan masih perlu didiskusikan dengan Pemkot Bogor. Agar rencana pembangunannya nanti bisa searah dan saling mendukung.
Pertemuan tersebut juga dihadiri Pembina Perkumpulan Warga “Kawasan Tiga Lawang”, Guntur Santoso. (ded)