25 radar bogor

Miris! Gara-gara PSBB, Perantau di Babakan Madang Ini Hidup dari Sayur Curian

Ilustrasi PSBB
Ilustrasi PSBB
Ilustrasi PSBB
Ilustrasi PSBB

BOGOR-RADAR BOGOR, Malang tak dapat ditolak, untung rak dapat diraih. Situasi pandemi Covid-19 memukul telak para perantau yang tak bisa kemana-mana selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kabupaten Bogor.

Seperti kejadian miris dialami salah seorang warga di Sentul, Kecamatan Babakan Madang. Ia terpaksa menyambung kebutuhan hidupnya dengan diam-diam mencuri sayuran di kebun orang lain. Pasalnya, statusnya sebagai pekerja buruh bangunan terhenti sementara karena pandemi dan PSBB.

Salah seorang temannya, Yeryanto sempat menceritakan kondisi kawannya itu melalu media sosial. Ia tak urung dibuat meneteskan air mata. Apalagi, aksi itu hampir tiap malam dilakukan temannya yang merupakan perantau asal Sulawesi.

“Gua sempat meneteskan air mata melihat teman sesama perantau gua di Sentul City, Kecamatan Babakan Madang. Tiap malam nyuri sayur di kebun orang,” tulisnya, melalui akun medis sosialnya.

“Yah… mau pulang gak diijinkan pemerintah. Mau kerja, bahan-bahan (bangunan) tidak boleh masuk. Sedangkan mereka hanyalah buruh bangunan dengan gaji harian yang tak kerja tak dapat gaji,” tambahnya lagi.

Bahkan, tulis Yeryanto, ada beberapa orang yang ingin puasa, namun tak bisa menahan laparnya. Lantaran mereka hanya bisa hidup dari singkong curian. Oleh karena itu, mereka tidak mau berpuasa.

“Kejadian ini sejak adanya PSBB. Dosa kalau nyuri, tapi kalau gak nyuri gak makan. Mau dosa atau mau nyambung hidup. Tergantung kita yang memahaminya,” pungkasnya. Beruntung, pemilik kebun itu mengerti tentang kondisi para perantau tersebut. (mam)