JAKARTA-RADAR BOGOR, Ratusan TKI yang pulang dari Malaysia akibat kebijakan karantina wilayah atau lockdown di negara itu, mulai berdatangan melalui sejumlah pelabuhan di Provinsi Riau sejak Jumat (27/3).
Berdasarkan data yang dihimpun ANTARA di Pekanbaru, Sabtu (28/3), TKI yang sudah pulang melalui dua pelabuhan di Riau. “Mereka dari Malaysia via Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, dilanjutkan ke Riau,” kata Kepala Dinas Informatika Komunikasi dan Statistik Riau, Chairul Riski di Pekanbaru.
Pekerja migran Indonesia itu ada yang melalui Pelabuhan Domestik Bandar Sri Junjungan Dumai, sebanyak 61 orang pada Jumat lalu dan di dalamnya juga ada orang yang bukan TKI. Mereka ada yang berasal dari Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Barat dan Riau.
Kemudian kedatangan TKI paling banyak melalui Pelabuhan Tanjung Harapan di Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, yang mencapai 580 orang. Seluruh penumpang yang turun dari kapal telah diperiksa kesehatannya dan dinilai tidak ada yang indikasi virus corona.
Pemeriksaan cepat hanya berupa pengukuran suhu badan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan dan dinas kesehatan terkait. Orang positif Covid-19 dapat tidak menunjukkan gejala apapun alias tampak sehat-sehat saja sampai masa inkubasinya selesai. Ketika di pelabuhan, mereka juga langsung disemprotkan cairan disinfektan ke sekujur tubuh.
Ia mengatakan pada hari ini direncanakan seluruh TKI akan dipulangkan melalui Pelabuhan Dumai. Dari daerah tersebut para TKI akan didistribusikan ke daerah asal masing-masing.
Pemulangan ada yang menggunakan bus untuk rute Sumatera Utara dan Jambi, sedangkan untuk rute Riau dan Sumatera Barat ada yang pulang menggunakan mobil travel. Selain itu, ada juga yang dijemput oleh pihak keluarga.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliana Nazir, mengatakan seluruh warga yang baru pulang dari Malaysia masuk dalam daftar Orang Dalam Pemantauan (ODP). Sebabnya, Malaysia adalah salah satu negara pandemi Covid-19. “Diimbau yang berstatus OPD untuk mengisolasi secara mandiri, paling tidak 14 hari,” katanya.(Antara/jpnn)