LRT Jabodebek Masih Dikebut, Namun Target Rampung Mundur Lagi

Uji Coba LRT Jabodebek

CIBUBUR-RADAR BOGOR, Pembangunan proyek Lintas Rel Terpadu (LRT) Jabodebek masih terus dikebut.

Namun, penyelesaian proyek ini nampaknya akan mundur dari target Juli 2021.

Kemunduran target ini terjadi lantaran masih terkendala permasalahan lahan pada lokasi depo.

Menurut Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto hingga 14 Februari 2020 progres pengerjaan konstruksi LRT Jabodebek sudah menyentuh angka 70,26 persen.

“Kemajuan Pekerjaan LRT Jabodebek sampai dengan tanggal 14 Februari 2020 adalah 70,26 persen,” tutur Budi.

Dari seluruh lintasan, lintas pelayanan Cawang-Cibubur paling jauh progresnya, yaitu sudah sampai 87,34 persen. Karena sudah jauh pembangunannya, uji coba kereta LRT pun sudah dilakukan di lintasan ini.

“Lintas pelayanan I Cawang-Cibubur sudah 87,34 persen, lintas pelayanan II Cawang-Kuningan-Dukuh Atas sudah sampai 64,88 persen, terakhir lintas pelayanan III Cawang-Bekasi sudah 62,39 persen,” papar Budi.

Seluruh lintasan itu ditarget kelar semua pembangunannya pada 2021. Namun untuk pengoperasiannya secara penuh diproyeksi baru pada pertengahan 2022 lantaran pengerjaan depo yang belum selesai.

Budi mengakui target operasi ini mundur dari target yang sempat dicanangkan sebelumnya yakni pada Juni 2021.

“Kalau signalingnya GOA3 diseluruh jalur pada 2021 sudah bisa semua, tapi kalau termasuk depo baru 2022, karena lahan depo mundur,” katanya.

Sebelumnya Budi mengaku bisa mempercepat kembali penyelesaian proyek pada akhir 2021. Namun kendala lahan pada depo sepertinya membuat pengoperasian kereta terhambat karena depo merupakan salah satu aspek penting sebagai pusat pengoperasian dan perawatan kereta.

Selain soal lahan, pengerjaan juga terhambat lantaran cuaca yang sering hujan.

Menurut salah seorang pekerja di proyek tersebut yang enggan disebut namanya, pekerjaan proyek memang senantiasa dilaksanakan di musim-musim hujan seperti sekarang.

Akan tetapi setiap kali hujan deras, pekerjaan berat otomatis langsung dihentikan demi keselamatan pekerja.

“Kalau hujan kita diminta berhenti kok, cuma begitu reda langsung kerja lagi,” ujar seorang pekerja proyek LRT.

Ia mengakui sepanjang musim hujan memang pekerjaan jadi sedikit terkendala. Hal ini membuat pekerjaan harus berhenti setiap kali hujan deras turun, membuat pekerjaan tak efektif.

“Harusnya sehari bisa finishing beberapa beton misalnya, tapi karena sering hujan jadi yang selesai tak banyak,” tambahnya.(ipe)