BOGOR-RADAR BOGOR, Sebanyak 50 Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dari Panti Sosial Aura Welas Asih di Jalan Raya Pelita Cipatuguran, Kecamatan Palabuhanratu, melakukan rawat jalan ke Rumah Sakit Marzoeki Mahdi (RSMM) Bogor, kemarin (5/2).
Ketua Panti Sosial Aura Welas Asih, Deni Solang mengatakan, saat ini panti sosial yang dipimpinnya itu, tengah menampung sekitar 234 pasien ODGJ yang terdiri dari 152 ODGJ terlantar dan 82 ODGJ dari keluarga miskin.
“Dari 234 ODGJ ini, 50 diantaranya telah dirujuk ke RSMM Bogor untuk mendapatkan tindakan finger print. Sehingga mereka tidak putus obat,” jelas Deni Solang kepada Radar Sukabumi, kemarin (5/2).
Untuk itu, puluhan ODGJ tersebut dilakukan pendampingan untuk antar jemput secara masal ke RSMM Bogor. Ini dilakukan untuk memenuhi pendaftaran finger print sebagai salah satu persyaratkan BPJS yang sudah diberlakukan sejak pertengahan 2019.
“Iya, agar pasien tidak putus minum obat karena meningkatnya pengeluaran dana untuk tranportasi pasien dan keluarga termasuk panti sosial yang harus datang membawa pasien ke RSMM Bogor, maka 50 ODGJ ini dijemput secara masal ke RSMM Bogor,” ujarnya.
Sementara itu, Promotor Kesehatan Jiwa Masyarakat RSMM Bogor, Iyep Yudiana mengatakan, untuk melakukan antar jemput pasien ODGJ tersebut, RSMM Bogor telah menerjunkan sebanyak tiga tim pendamping dari instalasi kesehatan jiwa masyarakat dan promosi kesehatan rumah sakit.
“Kami bersama petugas panti welas asih melakukan pendampingan untuk antar jemput 50 pasien ODGJ dengan menggunakan satu unit bus RSMM Bogor, satu ambulance dan satu kendaraan operasional panti welas asih,” jelas Iyep.
Saat melakukan antar jemput pasien ODGJ tersebut, telah dikawal secara ketat oleh relawan Indonesia Escorting Ambulance (IEA) koordinator wilayah Kabupaten Sukabumi dan Kota Bogor.
“Saya berharap ada solusi dari permasalahan registrasi finger print BPJS untuk pasien ODGJ, terutama pasien yang tinggal di panti sosial atau bagi pasien dan keluarga yang jarak tempuhnya sangat jauh ke RSMM Bogor. Ini harus ada solusinya supaya pasien tidak putus obat karena ketiadaan biaya untuk ke RSMM Bogor,” pungkasnya. (den/d)